Laman

transformer

transformer

Sabtu, 06 November 2010

kelaparan

Kelaparan Dunia
Dengan berlanjutnya krisis pangan dunia, hak mendasar terhadap pangan diabaikan – 17 Sep 2008 
Reporter Khusus PBB untuk Hak Pangan, Olivier De Schutter, melaporkan kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Geneva, Swiss bahwa meskipun harga pangan menurun, tetapi jutaan orang tetap tidak dapat memenuhi hak dasar manusia. Timbulnya kegelisahan karena krisis pangan, Josette Sheeran, Direktur Eksekutif PBB untuk Program Pangan Dunia mengatakan, “Bila para petani miskin tidak mampu memberi makan keluarganya, maka kita ada dalam bahaya.” Program Pangan Dunia PBB menyediakan US$200 juta untuk mengurangi kelaparan di wilayah yang memerlukan, sementara itu Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mendistribusikan benih, penyubur, dan peralatan pertanian lainnya di 78 negara, di samping bantuan langsung yang jumlahnya hampir US$1 miliar.        
Reporter De Schutter, Direktur Sheeran, dan seluruh agen PBB, kami mengucapkan terima kasih dengan tulus dan berkat Surga atas bantuan Anda dalam memberikan informasi kepada masyarakat sambil berbagi kepada saudara-saudara kita yang memerlukan. Semoga kita semua dengan cepat beralih pada vegetarian yang aman untuk mengatasi krisis pangan yang juga memberikan banyak pangan bagi setiap orang di dunia.
Ketersediaan pangan dipengaruhi oleh berkurangnya lebah madu
Selama kongres dengar pendapat di AS baru-baru ini, para petani menunjukkan bahwa berkurangnya lebah madu telah mengancam ketersediaan pangan dan tampaknya harga pangan akan meningkat. Colony Collapse Disorder, yaitu lebah yang hampir punah seluruhnya dari sarang, mengakibatkan penjaga lebah AS kehilangan hampir 90 persen lebah mereka.

Para ahli lebah di Universitas Negeri Pennsylvania menemukan tingkat zat kimia yang sangat tinggi serta lebih dari 70 pestisida pertanian dalam sarang lebah dan serbuk sari. Para ahli mencurigai efek kombinasi dari banyaknya zat kimia setelah periode yang lama bisa menjadi salah satu penyebab utama Runtuhnya Koloni Lebah. Sebuah penemuan yang sama di Jerman dan Prancis mengakibatkan larangan pestisida baru-baru ini.  
Kami menyampaikan penghargaan kami, para petani Amerika dan para ahli, atas peringatan larangan ini. Kami menanti hari dimana tanaman pangan tumbuh tanpa zat kimia dan lebah madu yang penting dapat berkembang kembali.
Makan daging mengakibatkan kelaparan dunia
Sebuah artikel yang ditulis Chris Holbein dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), menjelaskan bahwa 40 juta ton pangan dapat memberi makan sekitar 850 juta orang di dunia saat ini kelaparan. Namun, orang-orang memberikan 760 juta ton pangan untuk hewan ternak yang kemudian dijagal. Di AS sendiri, padi-padian dan kedelai yang diberikan untuk sapi yang tidak berdosa dapat memberi makan 1,4 milyar orang.
Seperti kata The Guardian’s George Monbiot tentang veganisme, “Sekarang tampak sederhana bahwa itulah satu-satunya respon etis untuk argumentasi keadilan sosial yang paling penting di dunia.”
Kami berterima kasih dengan tulus, Bpk. Holbein dan berbagai jaringan situs yang telah menyampaikan informasi ini. Kami berdoa semoga orang-orang cepat beralih ke pola makan nabati demi kelayakan hidup semua makhluk serta perbaikan keseimbangan Bumi kita.
Bank Dunia mengatakan tingkat pasokan pangan global mengkhawatirkan
Presiden Bank Dunia Robert Zoellick telah mengatakan bahwa suatu pengalihan hasil panen untuk bahan bakar bio, pola makan daging, dan permintaan tinggi untuk bahan makanan telah mengikis persediaan makanan dunia ke tingkat yang amat membahayakan rendahnya.  Bapak Zoellick memperkirakan bahwa harga makanan akan semakin tinggi selama paling tidak dua tahun mendatang. Harga yang lebih tinggi mengakibatkan lebih banyak orang kelaparan, kekurangan gizi di negara-negara berkembang atau bahkan di daerah perkotaan dimana makanan mungkin berlimpah, tapi penduduknya tidak mampu membelinya. 
Presiden Zoellick, kami berterima kasih kepada Anda yang telah memperingatkan kita terhadap situasi menakutkan yang dihadapi banyak dari sesama saudara kita di seluruh dunia. Semoga negara-negara di dunia mendesak warga mereka untuk mengadopsi pola makan vegetarian (vegan) demi pasokan biji-bijian kita yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Harga makanan membubung diikuti panen yang menurun
Di seluruh negara dimana penduduknya mengonsumsi nasi setiap hari, harga beras kini telah meningkat begitu banyak sehingga menyebabkan kegelisahan yang menyebar luas. Lalu pembatasan ekspor diterapkan di negara-negara penghasil beras seperti India, China, Âu Lạc (Vietnam), dan Mesir.  Sementara itu, negara-negara yang tergantung pada produk-produk ini harus menanggulangi harga bahan-bahan pokok yang tinggi. Faktor utama dari kekurangan global ini adalah cuaca yang ekstrem yang disebabkan oleh pemanasan global, yang mengakibatkan berkurangnya panen.
Pada konferensi perubahan iklim PBB baru-baru ini di Thailand, delegasi dari Mali, Nigeria, dan Guinea-Bissau berbicara tentang mata rantai yang jelas antara pemanasan global dan produksi makanan, seperti yang disaksikan di negara mereka.
Bpk. Boubacar Sidiki Dembele, Penasihat Teknis, Kementerian Lingkungan Mali: Penggurunan memiliki hubungan yang sangat besar dengan produksi pertanian, karena curah hujan menurun, tanah menjadi gersang dan kita tidak bisa mendapat produksi yang cukup dari pertanian untuk makanan pokok manusia dan hal-hal lain yang berhubungan.
Menurut laporan dari Organiasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), harga beras telah naik sebesar 70% selama tahun lalu.
Bpk. Boubacar Sidiki Dembele, Penasihat Teknis, Kementerian Lingkungan Mali: Kami mengalami efek buruk dari perubahan iklim sekarang. Dan efek ini mempengaruhi secara buruk pada makanan pokok seperti padi-padian, beras, dan bahkan produk-produk lainnya.
Curah hujan yang menurun dan kekurangan akses terhadap air adalah dampak-dampak nyata dari perubahan iklim. Banyak pemerintah Afrika yang memprioritaskan kebijakan adaptasi nasional untuk meyakinkan pertahanan hidup bangsa mereka. 
Bpk. Alexandre Cabral, perwakilian PBB dari Guinea-Bissau:Kami akan melakukan penelitian terhadap kerentanan untuk mendapatkan opsi konkret dari adaptasi terhadap perubahan iklim di kawasan perairan, pertanian, kesehatan, dan erosi pantai.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria: Kita harus mengembangkan, menggunakan teknologi bersih yaitu yang non-polusi.
Para delegasi kemudian ditanya apa pendapat mereka tentang vegetarisme sebagai bagian lain dari solusinya.
Bpk. Alexandre Cabral, perwakilian PBB dari Guinea-Bissau: Itu akan membantu penghematan, dan bagi kesehatan manusia, itu juga baik. Apa yang kita makan sekarang menyebabkan obesitas. Sangat baik jika kita bisa menjadi vegetarian.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria:Pertanyaan mengenai vegetarisme tidaklah menjadi masalah, terutama di Afrika, karena banyak orang dalam tradisi mereka yang telah terbiasa untuk tidak memakan daging. Ada suku-suku yang tidak pernah makan daging sejak mereka lahir. Dalam masyarakat tradisional, orang telah membiasakan diri makan sayuran. Dan mayoritas dari emisi gas rumah kaca berasal dari ternak.
Bpk. Boubacar Sidiki Dembele, Penasihat Teknis, Kementerian Lingkungan Mali: Pada beberapa adat di Afrika pada hari Jumat kami terbiasa tidak makan daging. Jika kami perpanjang menjadi tujuh hari seminggu, itu tidak akan terlalu sulit bagi kami.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria: Di Afrika kami mencoba makan kacang kedelai.
Kebanyakan dari negara-negara Afrika adalah penghasil emisi karbon yang rendah, namun tanah mereka mengalami efek terbesar dari perubahan iklim. Karena para pejabat terus bekerja secara aktif untuk melakukan apa yang diperlukan oleh keadaannya, ketiganya menekankan perlunya bekerja sama – dan dilakukan dengan cepat.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria: Dunia kita dalam keadaan bahaya. Kita harus menyelamatkan planet ini sekarang! Dengan segera. Semua orang, dunia ini telah menjadi satu perkampungan. Kita harus menyelamatkan perkampungan itu.
Kerugian ekonomi yang timbul dari peternakan hewan sangat tinggi
Sebuah Serikat Ilmuwan yang peduli melaporkan secara terperinci tentang besarnya kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari industri ternak kepada kantor pajak Amerika Serikat, yang berjumlah lebih dari US$6 miliar pertahun. Biaya ini termasuk US$1,16 miliar pertahun untuk pemborosan sia-sia, antara US$1,5-$3 miliar yang seharusnya untuk biaya pemeliharaan kesehatan umum tetapi sebaliknya digunakan secara berlebihan untuk antibiotik di dalam peternakan, dan US$3,86 miliar hasil panen yang disubsidi digunakan untuk makanan ternak. Biaya lainnya termasuk perkiraan kerugian sebesar US$26 miliar dari nilai properti dekat pabrik ternak, dan US$4,1 juta untuk membersihkan limbah yang terbuang ke udara dan air tanah. 
Terima kasih, Serikat Ilmuwan, kami menghargai bantuan Anda untuk menunjukkan betapa besar uang yang dapat di hemat jika kita semua berubah ke pola makan vegetarian (vegan). Semoga Sang Pemelihara membimbing kita dalam kebijaksanaan untuk menjalankan kebiasaan-kebiasaan berkelanjutan yang lebih hemat.
Pemimpin perwakilan PBB memperingatkan konflik yang di sebabkan oleh kekurangan pangan
Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Dr. Jacques Diouf berkata bahwa kekurangan pangan dapat membawa perubahan di benua Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Dia menyebutkan gejolak atas ketidakcukupan persediaan makanan di negara-negara seperti Haiti, Indonesia, dan Kamerun sebagai tanda peringatan atas kemungkinan yang akan terjadi. Untuk memperbaiki keadaan, dia menyelenggarakan sebuah konferensi tentang keamanan pangan di Roma, Italia pada awal bulan Juni.
Terima kasih kami yang tulus, Dr. Diouf atas panggilan pentingmu untuk bertindak demi keamanan pangan. Kami berdoa semoga semua saudara dan saudari kita di seluruh dunia selalu dipenuhi oleh kecukupan makanan.
Daging dan bahan bakar bio menyebabkan krisis pangan saat ini
Setelah delapan kali berdebat, panel ahli dari SA-FM, sebuah program dari siaran Afrika Selatan menyimpulkan bahwa krisis pangan global sekarang disebabkan oleh dua hal utama: daging dan bahan bakar bio. Meningkatnya hasil panen yang digunakan untuk bahan bakar bio merampas makanan manusia sehingga menyebabkan kelangkaan. Juga, peningkatan konsumsi daging di negara-negara seperti China dan India menghasilkan sebuah peningkatan akan permintaan padi-padian untuk memberi makan hewan-hewan yang menyebabkan peningkatan harga.
Terima kasih kami atas temuan Anda, peserta konferensi Afrika Selatan. Semoga kita semua lebih berhati-hati mempertimbangkan biaya lingkungan dari tindakan kita dan dengan demikian persediaan padi-padian akan lebih tersedia bagi mereka yang paling membutuhkan.
Radio Umum Nasional (NPR) mengevaluasi pengaruh karbon dari pilihan makanan
Pembawa acara NPR berbicara dengan Dr. Gina Solomon, seorang ilmuwan senior dari Dewan Pertahanan Sumber Alam. Dr. Solomon menyatakan, “Satu pon daging sapi menghasilkan sama dengan 36 pon karbon dioksida.” Dia juga mengarahkan pendengar kepada sebuah perhitungan karbon dwww.coolcalifornia.org untuk menjelajahi bagaimana perubahan di dalam pilihan pola makan dapat mengubah jejak karbon kita.
Hormat, Dr. Solomon dan NPR, atas peningkatan kesadaran tentang hubungan antara apa yang kita pilih untuk dimakan dengan kesehatan dari lingkungan kita. Kami berdoa agar banyak yang akan menjelajahi perhitungan jejak karbon dan menyadari bahwa setiap orang yang menjalankan pola makan vegetarian (vegan) akan memberi manfaat yang sangat besar bagi planet kita. Bertindaklah Hijau dan Jadilah Vegetarian!
Menjadi Bebas-Daging merupakan kunci untuk mengatasi krisis makanan dunia
Redaktur kesehatan Jeremy Laurance dari “The Independent” Inggris berkata bahwa jika orang menjalankan pola makan vegetarian (vegan), penderitaan kelaparan dunia  dan konflik atas makanan akan berakhir. Mengenai peningkatan penggunaan BBM, dia juga menyatakan, “100 juta ton padi-padian dialihkan untuk membuat bahan bakar bio tahun ini, lebih dari tujuh kali, sebanyak (760 juta ton) digunakan untuk memberi makan hewan ternak.”Tuan Laurance kemudian menegaskan bahwa Inggris dapat memberi makan seluruh jumlah penduduknya dari separuh tanahnya yang sekarang ditanami jika setiap orang menjadi vegan.
Tuan Laurance, kami berterima kasih atas pelayanan yang Anda berikan kepada para pembaca melalui tulisan Anda yang seperti ini. Kami berdoa semoga semua orang akan menjalankan pola makan vegetarian (vegan) agar tersedia cukup makanan dan terpeliharanya planet kita.
Efisiensi energi adalah kunci penyelesaian dari pertanian dunia
Krisis pangan sedang terjadi di negara-negara seperti Mesir, Bolivia, Indonesia, dan Senegal yang menunjukkan kita untuk memikirkan kembali tentang perubahan iklim. Perubahan iklim adalah faktor utama yang mengurangi hasil produksi di seluruh dunia.
Koresponden Supreme Master Television di Afrika Selatan berbicara dengan Tuan Wael Hmaidan, Direktur Eksekutif dari Aktivis Perkumpulan Bebas selama kunjungannya ke Pretoria. Bermarkas di Beirut, Libanon, organisasi memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan lingkungan hidup dunia.
Tuan Wael Hmaidan, Direktur Eksekutif dari Aktivis Perkumpulan Bebas, Libanon: Delta Nil adalah satu tanah pertanian yang paling penting di Timur Tengah. Jika permukaan air laut naik satu meter, lebih dari 20% Delta Nil Mesir akan berada di bawah laut, dan mereka akan kehilangan banyak sekali tanah pertanian. Akan terjadi kekurangan pangan di dunia dan daerah yang terburuk akan terjadi di negara-negara miskin. Sisi baik dari cerita ini adalah perubahan Iklim mungkin dapat diatasi dan kita perlu memperhatikan aspek positifnya.
Tuan Hmaidan percaya bahwa itu belum terlambat, dan masalah sosial berskala besar itu dapat dicegah melalui tindakan penting di daerah tersebut.
Tuan Wael Hmaidan: Solusi dari perubahan iklim sudah diketahui sedunia. Kita harus menghentikan ketergantungan kita pada bahan bakar fosil. Kita dapat memproduksi cukup energi untuk kebutuhan seluruh dunia hanya dengan menggunakan sebagian kecil dari energi yang diberikan matahari kepada kita. Tentu saja, penting sekali untuk memperhatikan jenis makanan yang kita makan.
Tuan Hmaidan menjelaskan bagaimana produksi daging dapat mempengaruhi perubahan iklim.
Tuan Hmaidan: Pertama ketika memelihara sapi, kita membuang banyak sumber daya untuk memberi makan sapi. Beberapa daerah bahkan menebang hutan untuk membuat lahan peternakan berternak. Dan kita tahu betapa pentingnya pohon dalam menghisap gas rumah kaca karbon dioksida yang juga berarti memecahkan masalah perubahan iklim. Jadi dengan menebang pohon dan memelihara ternak kita menambah masalah perubahan iklim. Jadi sesungguhnya dengan berubah menjadi vegetarian (vegan), Anda dapat menghemat energi dan membantu memecahkan perubahan iklim.
Kami berterima kasih, Tuan Wael Hmaidan karena berbagi keahlian dan dedikasi Anda tentang solusi global yang realistis yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Semoga kesadaran semua penduduk dunia meningkat terhadap tantangan untuk menyelamatkan dunia yang indah ini.
Kekurangan pangan dan kelaparan dapat dikekang dengan menghentikan produksi daging, ikan, dan susu
Dalam artikel yang berjudul “Mengapa Para Vegan Benar Semuanya,” jurnalis investigasi yang memenangkan hadiah, George Monbiot dari Guardian Inggris menjelaskan bahwa memelihara ternak untuk dagingnya sangat memboroskan air dan biji-bijian dunia karena setiap pon protein daging membutuhkan 100.000 liter air dan 5,86 pon biji-bijian. Jika kebutuhan akan daging meningkat maka biji-bijian yang diperlukan untuk memberi makan hewan ternak juga meningkat
Bapak Monbiot menyatakan, “Kelaparan global secara struktural dapat dihindari hanya jika yang kaya mulai makan lebih sedikit daging.” Bagaimanapun, perubahan yang lebih jauh menuju pola makan nabati (vegan) tanpa susu dan telur dapat benar-benar mengurangi sumber daya yang dihabiskan yang cukup untuk mencegah kelaparan. Dia menyimpulkan dengan menyatakan: “Ketika menghadapi fenomena ini, sekarang terlihat jelas bahwa (makan vegan) adalah satu-satunya solusi keadilan sosial dunia yang paling penting yang tak dapat disangkal.”
Terima kasih, Bapak Monbiot yang telah membantu kami untuk melihat tentang apa yang kita makan ternyata dapat menyumbang secara langsung terhadap krisis pangan global saat ini. Kami berdoa semoga setiap orang akan segera memilih bermacam-macam makanan vegetarian (vegan) yang lezat demi keuntungan semua penduduk dunia.
Kenaikan harga makanan menciptakan krisis di Amerika Tengah
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (FAO) memperingatkan bahwa harga pangan yang naik dapat membangkitkan situasi krisis di Amerika Tengah. Perwakilan FAO untuk Amerika Latin dan Karibia, Jose Graziano, menyatakan bahwa daerah yang memiliki lebih dari 7,5 juta penduduk yang kurang gizi ini akan membutuhkan penanaman modal dalam penelitian dan juga kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan produksi makanan.
Kami sampaikan terima kasih kami, FAO, atas laporan keprihatinan Anda tentang saudara kita di Amerika Tengah. Kita berdoa semoga orang-orang beralih menjadi vegetarian (vegan) untuk menjalani gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan menghemat sumber daya alam yang berharga.
Buah-buahan dan sayur-sayuran yang dibuang di Inggris jumlahnya sepertiga dari seluruh pembelian makanan segar
Program Aksi Sumber Daya Limbah Inggris (WRAP) mengeluarkan laporan yang menemukan bahwa 40 % dari semua sampah rumah tangga berasal dari makanan yang dibuang-buang dan jumlahnya mencapai 15 juta ton emisi CO2.
Lebih dari 4 juta apel dibuang setiap hari, 5,1 juta kentang, 2,8 juta tomat, dan 1,6 pisang. Pakar-pakar industri menganjurkan konsumen untuk membeli jumlah yang lebih sedikit dan penyimpanan di kulkas.

Kami berterima kasih, WRAP yang telah membantu mengingatkan kami untuk berhemat dan berhati-hati dalam pembelian kita. Kami berdoa semoga semua orang akan merangkul praktik-praktik berbelanja yang lebih bijaksana.
Kekurangan bahan makanan pokok dirasakan di seluruh dunia
Dari Meksiko sampai Mesir sampai China, kekurangan beras yang muncul secara langsung telah mempengaruhi kehidupan penduduk dipuluhan negara. Beras adalah bahan makanan pokok bagi sekitar separuh populasi dunia. Dengan berkurangnya hasil panen dan tingkat penyimpanan internasional pada tingkat yang paling rendah sejak tahun 1980-an, harga-harga yang tak terelakkan telah membumbung tinggi.
Koresponden Supreme Master Television dari seluruh dunia melaporkan tentang masalah kekurangan pangan global ini.

Pemilik restoran di Inggris: Sebagian besar sawah banjir. Sehingga harga-harganya meningkat lebih dari dua kali lipat. Mereka berkisar dari 16, 17 pondsterling untuk 20 kilo sampai ke 35, 40 pondsterling untuk 20 kilo.
Kemarin, kepala Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Jacques Diouf meminta pertemuan puncak para pemimpin dunia untuk membicarakan apa yang ia sebut kekurangan “darurat” pangan dunia.Negara-negara seperti China, Mesir, India, dan Kamboja telah mengekang ekspor beras mereka. Âu Lạc (Vietnam), eksportir beras ketiga terbesar dunia, berencana untuk mengurangi ekspornya sampai 11%.
Dr. Opawadee Khemtong – Profesor Pertanian, Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat, Thailand
Dr. Khemtong, profesor pertanian di Thailand: Vietnam yang kedua, mungkin kedua dari Thailand dalam produksi beras dan mengekspor beras ke pasar dunia. Mereka menghadapi masalah pemanasan global sehingga mereka tidak dapat produksi untuk ekspor.
Konsumen dÂu Lạc (Vietnam): Sebagaimana yang saya ketahui akhir-akhir ini, harga barang-barang semuanya telah naik, terutama harga beras naik setiap hari sejak awal tahun sampai sekarang. Ia telah mempengaruhi kehidupan saya sendiri dan masyarakat dunia.
Sementara itu, para importir mencari para tetangga penghasil beras mereka untuk bantuan, dengan berbagi keprihatinan tentang berkurangnya hasil panen karena kekeringan dan banjir. Pada akhirnya, akibat-akibat perubahan iklim di daerah pertanian yang jauh dirasakan oleh konsumen di Hong Kong.
Apakah efek gas rumah kaca telah menyebabkan lebih banyak bencana alam, sehingga mengurangi hasil panen?
Pengecer beras di Hong Kong: Itulah apa yang mereka katakan.
Siapakah mereka?
Pengecer beras di Hong Kong: Suplier beras. Mereka berkata panennya berkurang. Ini akibat kegagalan panen di Australia dan Indonesia. Sekarang, para suplier juga kehabisan persediaan.
Para pakar mengatakan bahwa satu solusi untuk membantu mengurangi kekurangan beras dan biji-bijian lainnya adalah mengurangi permintaan daging dimana sebagian besar dari hasil panen yang diproduksi digunakan untuk makanan hewan ternak.
Konsumen di Kota Meksiko: Ini benar-benar buruk jika beras digunakan untuk memberi makan hewan ternak – ini menghabiskan sumber daya alam.
Pemilik toko  vegetarian di Hong Kong: Ada banyak alasan mengapa harga pangan meningkat, tidak ada satu faktor tunggal yang menjelaskan semuanya. Tetapi jika kita dapat belajar untuk lebih hijau dan membantu diri kita sendiri, ini akan membantu.
Apakah yang Anda maksud dengan membantu diri kita sendiri?
Pemilik toko vegetarian di Hong Kong: Itu berarti makan yang lebih sehat dan konsumsi yang lebih sehat. Karena itu, vegetarisme lebih hijau. Ia mempunyai banyak efek berantai. Jadilah vegetarian (vegan), hargai semua biji-bijian, dan tahu bagaimana menggunakan sumber daya alam dengan hati-hati, lalu planet ini akan lebih sehat.
Karena keadaan darurat pemanasan global, apakah Anda bersedia untuk makan lebih sedikit daging atau beralih ke pola makan vegetarian (vegan)?
Konsumen di Formosa (Taiwan): Tentu saya mau! Saya juga mempertimbangkan harganya. Secara mendasar, daging lebih mahal daripada makanan vegetarian (vegan).
Kami berdoa semoga masyarakat bekerja sama untuk memastikan keselamatan penduduk yang paling rentan dengan beralih ke pola makan yang hemat sumber daya alam.
Bank Dunia mengatakan tingkat pasokan pangan global mengkhawatirkan
Presiden Bank Dunia Robert Zoellick telah mengatakan bahwa suatu pengalihan hasil panen untuk bahan bakar bio, pola makan daging, dan permintaan tinggi untuk bahan makanan telah mengikis persediaan makanan dunia ke tingkat yang amat membahayakan rendahnya.  Bapak Zoellick memperkirakan bahwa harga makanan akan semakin tinggi selama paling tidak dua tahun mendatang. Harga yang lebih tinggi mengakibatkan lebih banyak orang kelaparan, kekurangan gizi di negara-negara berkembang atau bahkan di daerah perkotaan dimana makanan mungkin berlimpah, tapi penduduknya tidak mampu membelinya. 
Presiden Zoellick, kami berterima kasih kepada Anda yang telah memperingatkan kita terhadap situasi menakutkan yang dihadapi banyak dari sesama saudara kita di seluruh dunia. Semoga negara-negara di dunia mendesak warga mereka untuk mengadopsi pola makan vegetarian (vegan) demi pasokan biji-bijian kita yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Harga makanan membubung diikuti panen yang menurun
Di seluruh negara dimana penduduknya mengonsumsi nasi setiap hari, harga beras kini telah meningkat begitu banyak sehingga menyebabkan kegelisahan yang menyebar luas. Lalu pembatasan ekspor diterapkan di negara-negara penghasil beras seperti India, China, Âu Lạc (Vietnam), dan Mesir.  Sementara itu, negara-negara yang tergantung pada produk-produk ini harus menanggulangi harga bahan-bahan pokok yang tinggi. Faktor utama dari kekurangan global ini adalah cuaca yang ekstrem yang disebabkan oleh pemanasan global, yang mengakibatkan berkurangnya panen.
Pada konferensi perubahan iklim PBB baru-baru ini di Thailand, delegasi dari Mali, Nigeria, dan Guinea-Bissau berbicara tentang mata rantai yang jelas antara pemanasan global dan produksi makanan, seperti yang disaksikan di negara mereka.
Bpk. Boubacar Sidiki Dembele, Penasihat Teknis, Kementerian Lingkungan Mali: Penggurunan memiliki hubungan yang sangat besar dengan produksi pertanian, karena curah hujan menurun, tanah menjadi gersang dan kita tidak bisa mendapat produksi yang cukup dari pertanian untuk makanan pokok manusia dan hal-hal lain yang berhubungan.
Menurut laporan dari Organiasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), harga beras telah naik sebesar 70% selama tahun lalu.
Bpk. Boubacar Sidiki Dembele, Penasihat Teknis, Kementerian Lingkungan Mali: Kami mengalami efek buruk dari perubahan iklim sekarang. Dan efek ini mempengaruhi secara buruk pada makanan pokok seperti padi-padian, beras, dan bahkan produk-produk lainnya.
Curah hujan yang menurun dan kekurangan akses terhadap air adalah dampak-dampak nyata dari perubahan iklim. Banyak pemerintah Afrika yang memprioritaskan kebijakan adaptasi nasional untuk meyakinkan pertahanan hidup bangsa mereka. 
Bpk. Alexandre Cabral, perwakilian PBB dari Guinea-Bissau:Kami akan melakukan penelitian terhadap kerentanan untuk mendapatkan opsi konkret dari adaptasi terhadap perubahan iklim di kawasan perairan, pertanian, kesehatan, dan erosi pantai.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria: Kita harus mengembangkan, menggunakan teknologi bersih yaitu yang non-polusi.
Para delegasi kemudian ditanya apa pendapat mereka tentang vegetarisme sebagai bagian lain dari solusinya.
Bpk. Alexandre Cabral, perwakilian PBB dari Guinea-Bissau: Itu akan membantu penghematan, dan bagi kesehatan manusia, itu juga baik. Apa yang kita makan sekarang menyebabkan obesitas. Sangat baik jika kita bisa menjadi vegetarian.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria:Pertanyaan mengenai vegetarisme tidaklah menjadi masalah, terutama di Afrika, karena banyak orang dalam tradisi mereka yang telah terbiasa untuk tidak memakan daging. Ada suku-suku yang tidak pernah makan daging sejak mereka lahir. Dalam masyarakat tradisional, orang telah membiasakan diri makan sayuran. Dan mayoritas dari emisi gas rumah kaca berasal dari ternak.
Bpk. Boubacar Sidiki Dembele, Penasihat Teknis, Kementerian Lingkungan Mali: Pada beberapa adat di Afrika pada hari Jumat kami terbiasa tidak makan daging. Jika kami perpanjang menjadi tujuh hari seminggu, itu tidak akan terlalu sulit bagi kami.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria: Di Afrika kami mencoba makan kacang kedelai.
Kebanyakan dari negara-negara Afrika adalah penghasil emisi karbon yang rendah, namun tanah mereka mengalami efek terbesar dari perubahan iklim. Karena para pejabat terus bekerja secara aktif untuk melakukan apa yang diperlukan oleh keadaannya, ketiganya menekankan perlunya bekerja sama – dan dilakukan dengan cepat.
Bpk. Saley Hassane, Sekretaris Eksekutif, Dewan Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Nigeria: Dunia kita dalam keadaan bahaya. Kita harus menyelamatkan planet ini sekarang! Dengan segera. Semua orang, dunia ini telah menjadi satu perkampungan. Kita harus menyelamatkan perkampungan itu.
Para ilmuwan AS membutuhkan varietas beras baru untuk mencegah kekurangan pangan
Studi yang dilakukan oleh Elizabeth Ainsworth dari Universitas Illinois tentang “Produksi Beras dalam sebuah Perubahan Iklim” memperingatkan bahwa suhu yang telah meningkat dan konsentrasi udara di permukaan tanah mengancam berkurangnya hasil panen beras secara drastis di seluruh dunia. Jenis beras baru harus segera dikembangkan sebagai bentuk antisipasi dari ancaman kekurangan beras dunia. Dr Ainsworth berkata, “Di tempat dimana ada banyak permintaan akan beras yang sangat tinggi maka akan ada banyak hal yang semakin memburuk.”
Harga beras melonjak tinggi
Pada akhir bulan Februari tahun ini, harga beras mencapai US$500 perton di Thailand. Setahun yang lalu, harga beras hanya US$325 perton. Harga beras akan mengalami kenaikan bersamaan dengan seluruh biji-bijian karena perubahan iklim dan permintaan akan bahan bakar bio yang membawa harga komoditas meningkat dengan pesat.
Andrew Speedy, perwakilan Badan Pertanian dan Pangan PBB di Vietnam berkata: “Itu adalah permasalahan global. Harga seluruh biji-bijian akan meningkat. Ini masalah yang cukup serius. Ini mempengaruhi semuanya.” Dengan berkah dan rahmat Tuhan, semoga kita menemukan jalan untuk mengurangi dampak-dampak dari pemanasan global dan hidup di dunia yang berlimpah.
PBB melirik tanah yang tidak digunakan untuk mencegah kenaikan harga pangan
Konferensi London sedang mendiskusikan tentang pembukaan lahan baru untuk pertanian. Badan Eropa yang menangani masalah rekonstruksi dan pengembangan bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB sedang bekerja sama untuk mencegah kekurangan pangan global dengan menekankan produksi pada sektor pertanian di daerah bekas Uni Soviet.
Konferensi tersebut diadakan untuk menanggapi peringatan bulan lalu, yaitu Program Pangan Dunia PBB tidak sanggup membeli bantuan pangan untuk jutaan orang karena meningkatnya harga pangan. Kazakstan, Rusia, dan Ukarina diharapkan dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan meningkatkan produktivitas di sektor pertanian.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada para peserta konferensi London atas usaha-usaha Anda dalam mencari jalan untuk memberi makan kepada mereka yang membutuhkan di seluruh dunia. Semoga seluruh berkah Surga memberkahi seluruh orang dengan makanan bergizi yang berlimpah ruah.
PBB Memperingatkan Bahwa Kekurangan Pangan Akan Berlanjut Sampai Dengan Tahun 2010
Kepala Eksekutif Program Pangan Dunia PBB Josette Sheeran berkata bahwa jutaan penduduk miskin di seluruh dunia akan kekurangan pangan dan mungkin membutuhkan bantuan pangan karena harga pangan yang meningkat.
Ia menyebutkan kenaikan harga bahan bakar, biji-bijian, perubahan iklim, serta meningkatnya pasar bahan bakar bio yang menyebabkan harga melonjak begitu tinggi dimana di beberapa negara bahkan telah meningkat hingga 40%. Sekarang ini, cadangan pangan dunia berada dalam tingkat yang rendah selama 30 tahun terakhir, dalam kondisi hanya untuk 53 hari untuk sekarang ini bila dibandingkan di tahun 2007, yaitu 169 hari. Terima kasih banyak Nona Sheeran atas peringatan ini. Semoga kita dapat dipandu oleh Yang Maha Kuasa untuk bertindak secara bijak dalam membagi dan memelihara sumber daya di planet Bumi ini.
Kafetaria-kafetaria Perusahaan menjadi hijau dan sehat
Perguruan tinggi dan perusahaan di seluruh penjuru AS mengadopsi pilihan hijau. Sekolah-sekolah seperti halnya San Diedo States University dan perusahaan-perusahaan seperti halnya Cisco Systemsdan Dow Chemical menawarkan lebih banyak pilihan makanan sehat dan juga ikut serta dalam prakarsa ramah lingkungan.

Pengepakan makanan di San Diego State University terbuat dari sumber daur ulang yang bisa diperbaharui, dan tahun lalu, 50 ton sampah makanan diubah menjadi kompos untuk pertamanan.
Sekolah-sekolah dan kalangan bisnis di AS, kami menyanjung kalian karena mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan kesehatan yang lebih baik bagi orang-orang dan juga planet ini. Semoga usaha kalian terus tumbuh dan berkembang!
Viet Nam membantu Sierra Leone menanam lebih banyak makanan
Âu Lạc (Vietnam) berbagi keahlian dalam bidang pertanian dengan Sierra Leone. Di tahun 2006, Dr. Võ Tòng Xuân, pimpinan dari Institut Konservasi Air Bagian Selatan memprakarsai suatu proyek perintis di Mange Bureh, Sierra Leone untuk meningkatkan produksi beras.

Tujuan dari proyek itu adalah agar teknik pertanian yang telah berhasil dilakukan di Aulac diterapkan di Sierra Leone.
Kami berterima kasih kepada Au Lac dan semoga Surga memberi hadiah atas kepedulian yang penuh kasih kepada para petani di Sierra Leone. Kami mengirimkan pengharapan kami yang terhangat bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan panen yang berlimpah kepada orang-orang Sierra Leone.
Kurangi pembuangan makanan untuk menjamin pasokan pangan
Meminimalkan penyia-nyiaan makanan untuk mengerem pengaruh perubahan iklim. Di London’s City Food Lecture minggu lalu, petani dan kawakan dalam industri makanan Lord Christopher Haskins mengatakan bahwa agar bisa meringankan perubahan iklim dan memastikan pemasokan makanan, kita harus berhenti menyia-nyiakan makanan.

Ia mendorong orang-orang agar makan lebih sedikit daging untuk berbagai alasan termasuk dampak daging terhadap kesehatan, ketidakefisienan energi yang berasal dari protein hewan, dan kontribusi besar yang diakibatkan oleh peternakan hewan terhadap pemanasan global.
Kami berterima kasih dan Tuhan memberkahi Anda, Lord Haskins atas kepemimpinan, nasihat, dan solusi praktis Anda yang bijaksana bagi masa depan masyarakat kita.
Menghemat makanan sangat penting untuk menghemat air
Kerja sama yang baru-baru ini dilakukan antara Institut Air Internasional Stockholm, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, dan Institut Managemen Air Internasional memuncak dalam laporan yang berjudul, “Menghemat Air: Dari Ladang ke Garpu – Mengerem Kehilangan dan Pembuangan dalam Rantai Makanan (Saving Water: From Field to Fork – Curbing Losses and Wastage in the Food Chain)”. Laporan itu menyatakan bahwa di Amerika Serikat saja, 30% dari makanan dibuang, hal ini setara dengan menyia-nyiakan 30 triliun liter air – cukup untuk pemakaian domestik bagi setengah miliar orang. Organisasi-organisasi yang utama ini menyerukan para pemerintah di seluruh dunia untuk mengurangi pembuangan makanan agar bisa menghemat air, mengerem kekurangan pangan, dan meminimalkan kelaparan dunia.
Institut Air Internasional Stockholm, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, dan Institut Managemen Air Internasional, kami menyanjung penelitian kalian yang berdedikasi serta solusi yang kalian usulkan untuk menggunakan makanan secara bijak. Kami berdoa agar negara-negara di dunia menjalankan usulan-usulan ini seiring dengan pola makan nabati untuk pemeliharaan dan manfaat yang maksimum bagi semua orang di Bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar